Sabtu, 26 November 2011

bentuk dan isi

Polewali Mandar Sulawesi Barat.– Sebagaimana postingan penulis tentang skill dan keterampilan seorang epidemiologi pada blog ini, kepuasan seorang epidemiologi adalah ditemukannya penyebab. Salah satu cara untuk menemukan penyebab adalah dengan melakukan penelitian epidemiologi yaitu suatu cara bagaimana   mencari faktor penyebab maupun hubungan sebab akibat terjadinya penyakit serta masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat atau kelompok masyarakat.
Oleh Karenanya,   sebelum melakukan penelitian epidemiologi, seorang epidemiolog  terlebih dahulu harus membuat metodologi atau sistimatika dalam bentuk desain penelitian. Berikut penulis mencoba memberikan penjelasan ringkas atau sedikit tips tentang penelitian epidemiologi dan desain penelitian serta masalah konsistensi peneliti,  Postingan ini, penulis peruntukkan bagi mereka mahasiswa (calon sarjana),  atau yang telah menjadi sarjana atau juga bagi mereka yang  baru pertama kali ingin melakukan penelitian tetapi masih mengalami kesulitan alias tidak konsisten dalam isi kerangka  penelitian epidemiologi  dan desain penelitiannya, sehingga kepuasan penemuan penyebab jauh dari yang diharapkan dari seorang epidemiologi karena terganjal berbagai kritikan tentang ketidak konsistenan dalam penyusunan kerangka penelitian desain epidemiologinya.

Penelitian Epidemiologi.

Dalam beberapa reteratur yang penulis miliki dan penulis gunakan dalam melakukan penelitian praktis  pada  pekerjaan kedinasan, penelitian epidemiologi dapat dilakukan secara eksperimental maupun secara observasional. Penelitian Eksperimental  sesuai dengan namanya  membutuhkan kegiatan intervensi atau perlakuan khusus pada obyek yang diteliti. Intervensi atau perlakuan dapat secara keseluruhan sampel  atau secara randomisasi (eksperimental murni), atau intervensi/perlakukan dapat juga dilakukan secara  non randomisasi (eksperimental semu) misalnya  semua pengunjung yang memeriksakan kesehatan di laboratorium atau diklinik kesehatan atau contoh konkritnya mencoba membandingkan efisiensi dari suatu program gizi melalui intervensi pemberian makanan tambahan pada anak SD.
Sedangkan penelitian observasional  biasanya didasarkan pada kejadian peristiwa secara alami tanpa suatu perlakuan khusus terhadap kelompok yang diteliti,  dapat dilakukan secara deskriptfi dan analitik. Penelitian deskriptif lebih sering disebut analisis deskriptif yaitu untuk mengetahui keadaan prevalensi kejadian penyakit yaitu banyaknya kasus baru dan lama dalam periode tertentu.  atau juga analisis desktiptif terhadap masalah kesehatan lainnya. Manfaatnya adalah  untuk mengetahui sifat kejadian tersebut dalam masyarakat serta kecenderungannya untuk masa mendatang.  Penelitian deskriptif juga  merupakan cara termudah untuk menjelaskan kejadian serta distribusi suatu penyakit atau masalah pada suatu populasi,  karena yang digunakan adalah  dengan mengajukan pertanyaan epidemiologi : Who, When dan  Where serta pertanyaan pendukung lainnya.
Sementara itu Penelitian analitik adalah bentuk penelitian epidemiologi yang paling sering digunakan dalam mencari faktor penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya. Ada tiga bentuk dalam penelitian analitik ini yaitu cross sectional study, case controle study dan cohort study
Cross sectional study merupakan penelitian prevalensi penyakit dan sekaligus dengan  prevalensi penyebab atau  faktor resiko. Tujuan penelitian ini untuk mengamati hubungan antara faktor resiko dengan akibat yg terjadi berupa penyakit atau keadaan kesehatan tertentu dalam waktu yang bersamaan, ditanya masalahnya (akibat) sekaligus penyebabnya (faktor resikonya).
Sedangkan case controle study, didasarkan pada kejadian penyakit yang sudah ada sehingga memungkinkan untuk menganalisa dua kelompok tertentu yakni kelompok kasus yangg menderita  penyakit atau terkena akibat yang diteliti, dibandingkan dengan kelompok yang tidak menderita atau tidak terkena akibat. Intinya penelitian case control ini adalah diketahui penyakitnya kemudian  ditelusuri penyebabnya.
Dan yang terakhir adalah cohort study yaitu penelitian observasional analitik yang didasarkan pada pengamatan sekelompok penduduk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kelompok penduduk yang diamati merupakan kelompok penduduk dengan 2 kategori tertentu yakni yang terpapar dan  atau  yang tidak terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor penyebab. Penelitian ini (cohort) adalah kebalikan dari case control. faktor resiko (penyebab) telah diketahui terus diamati secar terus menerus  akibat yang akan ditimbulkannya.
Apa yang dijelaskan diatas ( tentang penelitian epidemiologi)  pada dasarnya merupakan desain penelitian atau tepatnya desain penelitian epidemiologi. Kadang seseorang yang akan melakukan penelitian dibingunkan dengan  beberapa pertanyaan “apakah penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif atau kuantitatif.? Dan pertanyaan berikut “Bagaimana bentuk kerangka atau sistimatika penelitian serta cara penulisannya? Berikut penjelasan  Desain penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitaif berdasarkan kerangka Penelitian dan cara penulisannya. namun sebelumnya penulis  jelaskan  lebih jauh dari penjelasan penelitian epidemiologi diatas,  penelitian observasional deskriptif dapat disamakan dengan penelitian kualitatif  karena  jenis data nominalnya yang sangat menonjol. Sementara itu penelitian eksprerimen dan obeservasional analitik dapat disamakan dengan penelitian kuantitatif.
Desain Penelitian Berdasarkan Kerangka Penelitian sangatlah jelas dan sederhana dalam membuat kerangka desain penelitian Kualitatif  atau Penelitian Kuantitatif dan perbedaan diantara keduanya,  namun masih banyak diantara peneliti baru mengalami kesulitan dalam membedakannya, belum lagi masalah penulisan yang banyak ditemukan ketidak konsistenannya.

Penelitian Kuantitatif

Kerangka penelitian kuantitatif dimulai dengan bab pertama pendahuluan yang berisikan Latar belakang yang isi narasinya dibuat sesuai konsep piramida terbalik dan ditutup dengan  satu paragraf dengan pernyataan jastifikasi, mempunyai Batasan masalah atau rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, biasa juga dimasukan pertanyaan penelitian dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara dari pertanyaan rumusan masalah). Dan yang terakhir dan sangat penting juga dalam  pendahuluan adalah Tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
Rumusan masalah, hipotesis (kalau ditepatkan di pada bagian pendahuluan) dan Tujuan penelitian harus mempunyai pernyataan yang sama ( harus konsisten ,sama setiap kata demi kata termasuk kata sambungnya) yang beda hanya pada bentuk kalimatnya.
Pada rumusan masalah bentuk pernyataanya adalah kalimat tanya, contoh “Apakah  Ada AAA BBB CCC?.”  Pada hipotesis, bentuk pernyataanya adalah kalimat menolak atau menerima, Contohnya  “Ada atau tidak ada AAA BBB CCC.“  Dan pada tujuan bentuk pernyataannya adalah kalimat beriniat, Contoh tujuan umumnya, Untuk mengetahui  AAA BBB CCC. Dan tujuan khususnya “ Untuk mengetahui AAA. Untuk Mengetahui BBB, untuk mengetahui CCC dan untuk mengetahui AAA dan BBB” dan seterusnya.
Setelah bab pendahuluan selanjutnya masuk pada bab tinjauan pustaka. Dibagian bab ini,  menguraikan semua konsep yang digunakan sebagai rujukan dalam penelitian. Disini juga harus konsisten (karena banyak yang tidak konsisten bagi sebagian calon sarjana atau yang baru meneliti) dengan apa yang telah ditulis pada bagain pendahuluan. Contoh dibagian pendahuluan disebut tentang AAA BBB CCC yang akan diteliti, maka pada tinjauan pustaka  harus dibagi dalam tiga bagian  besar yaitu  penjelasan tentang AAA, Penjelasan tentang BBB dan penjelasan tentang CCC. Dalam penjelasan peneliti harus mengaturnya dalam  kerangka dan isinya, yaitu berisi tentang pengertian (AAA atau BBB atau CCC) sebagai dasar dalam membuat definisi operasional, kriteria pengukuran  (AAA atau BBB atau CCC) sebagai dasar untuk membuat indikasi pengukuran dan kriteria objektif  (AAA atau BBB atau CCC) serta beberapa teori dan hasil penelitian sebagai dasar penentuan hipotesis.
Bab selanjutnya adalah Kerangka Konsep. Penyusunan kerangka konsep atau kerangka pikir  berdasarkan konsep dalam tinjauan pustaka, yang berisikan tentang pernyataan-pernyataan definisi operasional, kriteria objektif dan hipotesis Penelitian (Ho dan Ha) dan lainnya sebagai pendukungnya. isiannya tentunya sudah sangat mudah karena sudah ada dalam tinjauan pustaka.
Dan bab yang terakhir adalah Metode Penelitian berisi, pertama,  Jenis Penelitian  Kuantitatif  (Cross Sectional, Case Kontrol, Cohort. Dll). Disini nampak Desain penelitiannya bila perlu juga sudah ada cara menyusun hasilnya lengkap dengan tabel-tabelnya. Kedua, Lokasi Penelitian. Mencantumkan alasan atau pertimbangan pemilihan lokasi penelitian dan Ketiga, Populasi dan sampel tentunya harus ada metode penentuan sampel dan sampel minimal 30.

Penelitian Kualitatif

Ada sedikit perbedaan yang sistimatik  terhadap kerangka penelitain kualitaif dan kuantitatif yang telah dijelaskan diatas.  Kerangka penelitian kualitatif  pada bagian pertama pendahuluan berisi latar belakang yang dibuat berdasarkan konsep piramida terbalik dan diakhiri dengan jastifikasi, kemudian rumusan masalah yang pada umumnya digabung dengan pertanyaan penelitian tampa hipotesis penelitian, —– berbeda dengan  penelitian kuantitatif  yang menggunakan hipotesis —– Kemudian tujuan penelitian dan yang terakhir pada bab pendahuluan adalah manfaat penelitian. Intinya  disini (pada penelitian kualitatif) tidak ada hipotesis untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Pada bab tinjauan pustaka diuraikan semua konsep yang digunakan sebagai sebagai rujukan dalam penelitian. Hampir sama dengan penelitain kuantitaif  tetap berisikan pengertian, kriteria pengukuran atau batasan-batasan termasuk teori-teori dan hasil penelitian pendukung. bedanya  hanya  tidak diarahan pada pernyataan definisi operasional, kriteria objektif dan hipotesis pada kerangka konsepnya, tetapi disusun sesuai dengan konsep peneliti dengan mencoba mendefinisikan presepsi dan penilaian orang tentang suatu objek yang diteliti yang dinyatakan dalam bentuk  kalimat atau kata-kata (verbal). (lihat perbedaan skala ukuran kuantitatif dan kualitatif pada gambar)
Bab atau bagian kerangka konsep disusun  kerangka konsepnya atau kerangka pikirnya berdasarkan konsep dalam tinjauan pustaka. Pada definisi operasional, dibuat definisi variabel yang akan diteliti menurut konsep peneliti, tidak seperti pada penelitian kuantitatif didasarkan pada konsep yang telah ditentukan para ahli. Definisi operasional juga tidak mempunyai  kriteria objektif dan hipotesis penelitian sebagaimana pada penelitian kuantitatif.
Dan yang terakhir pada penelitian kualitatif adalah metode penelitian berisikan Jenis penelitian (kualitatif), lokasi penelitian dicantumkan alasan pertimbangan pemilihan lokasi penelitian dan informan sebagai pengganti populasi dan sampel. Perlu diingat dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi dan sampel melainkan informan. Metode pemilihan informan diantaranya Purpossive, snowbaling dan lain-lain.
Yang terpenting juga baik dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif adalah bab penutup berisikan tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan khusus, jadi jikalau ada 5 tujuan khusus yang dibuat maka kesimpulannya juga ada 5 kesimpulan, demikian juga sarannya harus ada 5 saran (rekomendasi) kalau simpulan baik —- maksudnya   kesimpulan menunjukkan hal  positif—— disarankan terus ditingkatkan kalau kesimpulan kurang baik ——– maksudnya kesimpulan menunjukkan hal negatif—— disarankan perlu perbaikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar